PATROLIKPKNEWS.COM-Medan, Ketua DPD LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara Indonesia Sumatera Utara (Sumut),Debi Irawan, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tegas Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan, dalam menangani maraknya aksi tawuran di wilayah Medan Utara.
Debi Irawan mengapresiasi pendekatan represif namun terukur yang diambil AKBP Oloan untuk menekan aksi kekerasan yang telah meresahkan masyarakat.Ia menyoroti keberhasilan Kapolres dalam penanganan insiden pada 3 Mei 2025, di mana tujuh pelaku tawuran berdarah di Medan Deli berhasil diamankan—insiden yang juga menewaskan satu orang."Kami mendukung penuh Kapolres Belawan yang telah menunjukkan komitmen kuat menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Langkah tegas namun terukur seperti ini perlu diapresiasi dan dijadikan teladan dalam penegakan hukum,” ujar Debi Irawan.
Ia juga menanggapi insiden penyerangan terhadap mobil dinas Kapolres oleh sekelompok pemuda bersenjata tajam di ruas Tol Belmera pada 4 Mei 2025. Dalam situasi tersebut, AKBP Oloan melepaskan tembakan terukur setelah tembakan peringatan tidak diindahkan. Fatur menilai tindakan itu sebagai bentuk pembelaan diri yang proporsional.
“Tindakan Kapolres dalam situasi kritis itu wajar dan dibenarkan secara hukum demi melindungi nyawa dan keamanan. Ancaman yang dihadapi jelas dan nyata,” tegasnya.
Namun demikian,Debi Irawan menyayangkan keputusan Polda Sumatera Utara yang menonaktifkan AKBP Oloan Siahaan dari jabatannya. Ia meminta Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami memohon kepada Bapak Kapolri untuk mempertahankan AKBP Oloan sebagai Kapolres Belawan. Beliau adalah sosok pemimpin yang tegas, responsif, dan berdedikasi tinggi dalam memberantas tawuran, begal, dan peredaran narkoba. Kehadiran beliau masih sangat dibutuhkan masyarakat Medan Utara,” lanjut Debi Irawan.
Ia juga mengimbau Kepada Seluruh Pengurus DPC Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara serta mahasiswa dan Para Aktifis agar mendukung upaya kepolisian dan tidak terlibat dalam aksi kekerasan.
“Mari bersama menciptakan Belawan yang aman, nyaman, dan bebas dari aksi brutal. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam mendukung perdamaian,” tutupnya.
Dukungan serupa juga datang dari berbagai elemen masyarakat, seperti Pimpinan DPRD Medan Hadi Suhendra dan Ketua PAC Pemuda Pancasila Medan Belawan. Mereka menilai tindakan Kapolres Belawan sebagai langkah tepat dalam merespons gelombang kekerasan remaja yang mengancam keamanan publik.
Namun, penonaktifan AKBP Oloan juga memunculkan kontroversi. Beberapa pihak, termasuk KontraS Sumut, mendesak agar kasus penembakan yang menewaskan satu remaja dan melukai satu lainnya diusut secara menyeluruh dan transparan.
Pitri,nst
Social Header